SEJARAH PERKEMBANGAN MASJID
Ada tiga kebudayaan penting yang sangat berpengaruh pada Zaman sebelum kebudayaan Islam lahir. Kebudayaan-kebudayaan itu ikut serta nantinya mewarnai kebudayaan Islam yang muncul kemudian.
Pertama, kebudayaan Romawi yang berkembang sekitar tahun 142 SM sampai 550 M. Bangsa Romawi mula-mula menaklukkan Yunani yang telah memiliki kebudayaan yang cukup tinggi. Namun demikian kebudayaan Yunani ini tidaklah diterima begitu saja oleh Bangsa Romawi, akan tetapi diadakan pembaharuan, perubahan dan pengembangan. Dengan demikian kebudayaan Romawi akhirnya merupakan kebudayaan yang memiliki mutu dan tingkatan yang tinggi, meskipun awalnya mengambil intisari kebudayaan Yunani. Kebudayaan ini dilanjutkan dengan kebudayaan Bizantium sekitar tahun 550 sampai 1453 M yang merupakan kegemilangan Romawi Timur dengan pusat di Konstantinopel. Pada masa pemerintahan Kaisar Yustianus I (527 – 565 M) kebudayaan Romawi sampai pada puncak keemasan, seni rancang bangun tumbuh dengan pesatnya. Patung-patung banyak didirikan, juga bangunan gereja berkubah antara lain yang cukup terkenal gereja Agya Sophia dan lain sebagainya.
Kedua, kebudayaan Persia. Negeri Persia dan Negeri Romawi Timur merupakan dua imbangan kekuasaan yang selalu bersaing dan bermusuhan. Kebudayaan Persia diawali oleh kebudaan Mesopotamia, Babilonia, Assiria dan Sassanid. Bangsa Persia lama menyembah api yang merupakan lambang Tuhan, sehingga api selalu dinyalakan di setiap tempat-tempat ibadah mereka. Peninggalan-peninggalannya berupa reruntuhan istana di Babilon, Sussa, Persepolis, Assiria. Negeri Persia di bawah pimpinan Anusyirwan dengan kekuatan bala tentaranya menyerbu dan mengalahkan daerah-aerah Romawi Timur, maka terjadilah peperangan besar selama 20 tahun, yakni antara 541 – 561 M, dan berakhir dengan perdamaian dimana Kaisar Yustianus harus membayar upeti kepada Anusyirwan sebesar 30.000 dinar setiap tahunnya. Namun akhirnya perdamaian ini hanyalah diatas kertas saja, sebab pemusuhan antara kedua bangsa ini terus berlangsung, hingga akhirnya keduanya mengalami kemunduran
Ketiga, kebudayaan Arab Jahiliyah. Dalam masa ini orang Arab telah terbagi menjadi beberapa suku yang tidak jarang antara suku yang satu dengan yang lain saling bermusuhan, namun yang kiranya perlu diketahui adalah daerah mereka, yakni Hejaz adalah merupakan daerah yang berdaulat dan tidak pernah menjadi jajahan kerajaan-kerajaan besar Romawi dan Persia. Dalam bidang social mereka memiliki beberapa sifat terpuji, seperti: setia kawan, menepati janji, menghormati tamu, dan yang tak kalah pentingnya adalah di tempat ini terdapat suatu bangunan suci yang bernama Ka’bah.
PERKEMBANGAN MESJID DARI ZAMAN KE ZAMAN
A. Masjid Zaman Nabi Muhammad SAW
Pada Zaman nabi Muhammad SAW masjid yang pertama kali dibangun adalah Masjid Quba, masjid ini awalnya merupakan pelataran yang kemudian dipagari dengan dinding tembok yang cukup tinggi. Pada saat itu bangunannya masih amat sederhana, tiang-tiangnya terbuat dari batang-batang pohon kormadan atapnya terbuat dari pelepah daun korma yang dicampur atau diplester dengan tanah liat, mimbarnya juga terbuat dari potongan batang-batang pohon korma yang ditidurkan dan ditumpuk tindih-menindih. Selain itu, di Madinah juga di bangun Masjid Nabawi dengan pola yang sama dengan Masjid Quba, yaitu berbentuk segi empat panjang berpagar tembok tinggi. Pola awal ini memang cenderung mengarah pada bentuk yang fungsional sesuai kebutuhan yang diajarkan Nabi, yaitu masjid sebagai saran kegiatan ibadah maupun muamalah. Masjid Nabawi yang awalnya berbentuk sederhana ini nantinya diperluas dan dibangun kembali dengan megah oleh kholifah Al Walid pada tahun 706 M.
B. Masjid Zaman Khalifah
C. Masjid Zaman Daulah Umayyah
Perkembangan Masjid di Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar